Kamis, 15 Desember 2011

Tentang Yuki-onna

Kisah Yuki-Onna (Wanita Salju) Merupakan salah satu kisah

hantu klasik di Jepang, yang sudah sering diangkat dalam bentuk

Opera, bahkan pernah dibuat dalam bentuk film klasik. Kisah

hantu tidak klasik ditandai dengan adegan berdarah-darah, namun

lebih merupakan cerita yang yang diisi tokoh manusia dan hantu

yang melibatkan percintaan, kesedihan yang dalam dan tragedi.

Cerita dimulai dari dua orang penebang kayu bernama

Mosaku dan Minokichi yang hidup di daerah provinsi Musashi

(terletak di antara Tokyo dan Saitama), Mosaku adalah seorang

pria yang berada di usia senja, sementara muridnya , Minokichi

adalah seorang pemuda tegap berumur 18 tahun. Setiap hari

mereka berangkat pagi-pagi sekali ke sebuah hutan yang jaraknya

5 mil dari desa mereka. Di antara desa mereka dan hutan yang

dituju ada sebuah sungai besar yang beraliran deras. Begitu

derasnya arus sungai tersebut sehingga tidak ada jembatan yang

kuat menahan arus (jembatan yang ada selalu rusak akibat

terjangan arus deras). Siapapun yang ingin menyebrangi sungai

harus melewatinya dengan bantuan kapal penyebrang kecil.

Suatu hari Mosaku dan Minokichi sedang dalam perjalan

pulang. Ketika itu cuaca begitu dingin dan mulai turun badai salju.

Saat sampai di di tepi sungai, mereka menemukan bahwa si

pengayuh perahu yang menyebrangkan mereka telah pulang ke

rumah dan meninggalkan perahunya karena cuaca buruk. Sadar

bahwa mereka tidak mungkin menyebrangi sungai, mereka

memutuskan bermalam di pondok sementara si pengayuh perahu.

Pondok itu benar-benar sederhana, hanya terdiri dari sebuah

ruangan tanpa jendela yang berisi dua buah Tatami, tanpa

perabotan apapun.

Mosaku dan Minokichi yang sudah lelah segera menutup

pintu agar salju tidak masuk ke dalam pondok,lalu kemudian

beristirahat. Mereka merasa cukup hangat dan nyaman sehingga

Mosaku yang lanjut usia tak lama berbaring langsung tertidur

pulas, sementara Minokichi yang masih muda termenung

mendeangar suara angin yang menderu yang disertai arus sungai

yang bertambah deras. Badai tidak mereda dan udara malah

bertambah dingin, namun setelah bersusah payah skhirnya

Minokichi tertidur juga.Entah telah berapa lama Minokichi

tertidur, tiba-tiba ia terbangun karena merasakan butir-butir salju

yang lembut di wajahnya. Ternyata pintu pondok yang mereka

diami telah terbuka dengan paksa.

Minokichi melihat seorang wanita dalam pondok, wanita

yang putih seperti salju dan memancarkan cahaya seperti salju

( Yuki-Akari) sedang membungkuk diatas Mosaku. Ia tengah

meniupkan nafasnya yang dingin menyerupai asap putih kepada

Mosaku. Minokichi benar-benar terkejut dan ketakutan, ia ingin

menjerit namun tak ada sebuah suara pun yang keluar dari

mulutnya. saat itulah sang wanita misterius itu beradu pandang

dengannya, ia mendekatkan wajahnya pada Minokichi. Dalam

ketakutan yang amat sangat, Minokichi merasakan bahwa wanita

yang berada di hadapannya adalah seorang wanita yang amat

cantik, walaupun sorot matanya membuat tubuhnya gemetar

dalam ketakutan.

Wanita itu terus menatap Minokichi dan tiba-tiba tersenyum

dan berkata, “aku ingin memperlakukanmu sama seperti orang

lain, tapi aku kasihan padamu. Kau, masih muda, begitu tampan,

Minokichi. Aku tidak akan menyakitimu tapi jika kau memberitahu

siapapun termasuk ibumu tentang apa yang terjadi malam ini…

maka aku akan membunuhmu! Ingat apa yang telah kukatakan ini.”

Seusai wanita salju itu berkata, ia meninggalkan Minokichi

sendirian. Mengira bahwa itu hanyalah mimpi, Minokichi segera

bangun dan melihat keluar namun ia tidak melihat siapapun atau

apapun. Sambil menutup pintu ia bertanya-tanya apakah bukan

angin yang membuka pintu pondok tadi. Ia memanggil Mosaku

namun tidak ada jawaban. Minokichi mengulurkan tangan untuk

menyentuh Mosaku dan tanpa sengaja ia menyentuh wajah

Mosaku, dan ternyata wajahnya telah membeku. Mosaku telah

meninggal.

Ketika fajar tiba, badai pun berakhir dan si pengayuh perahu

menemukan Minokichi yang tergeletak pingsan di samping

Mosaku yang telah meninggal. Ia membawa keduanya

menyebrang, lalu menguburkan jenazah Mosaku. Sementara

Minokichi dibawa pulang kerumahnya. Setelah sembuh, Minokichi

tidak dapat langsung melupakan kejadian yang telah ia alami. Ia

dihantui oleh kematian Mosaku, namun ia bersikeras untuk

menceritakan kejadian itu pada siapapun, karena ia tidak ingin

kehilangan nyawanya. Lama berselang, Minokichi baru berani

kembali pada pekerjaan sehari-harinya, menebang kayu,

membelahnya menjadi potongan-potongan kecil, lalu menjual

kayu tersebut ke pasar dengan bantuan ibunya.

Pada musim dingin tahun berikutnya, Minokichi sedang

berada dalam perjalanan pulang melalui jalan setapak di hutan,

saat ia berpapasan dengan seorang gadis yang amat cantik,

berkulit putih indah, yang hendak melalui jalan yang sama.

Minokichi pun menyapa gadis itu dan tanpa disangka gadis itu

menjawab dengan suara yang menurut Minokichi adalah suara

yang paling merdu didengarnya. Mereka pun mulai berjalan

bersama dan bercakap-cakap. Si gadis menceritakan bahwa ia

bernama O-Yuki, ia telah kehilangan kedua orangtua, dan untuk

menyambung hidupnya ia akan pergi ke Yedo (Edo atau Tokyo)

untuk mencari kerabatnya agar dapat membantu mencarikannya

pekerjaan sebagai pelayan.

Entah apa yang dirasakan Minokichi, namun rasanya gadis

itu nampaknya makin cantik dimatanya. Minokichi pun mulai

merasa suka pada gadis itu, sehingga ia memberanikan diri untuk

bertanya apakah gadis itu sudah memiliki pasangan. Gadis itu

tertawa sambil mengatakan bahwa ia belum memiliki pasangan

atau kekasih. Ia pun balik bertanya apakah Minokichi telah

memiliki pasangan, dan Minokichi menjawab bahwa ia pun belum

memilikinya. Setelah pernyataan ini maka kedua muda-mudi ini

tidak berbicara lagi sampai mereka tiba di desa tempat tinggal

Minokichi. Namun dalam hati masing-masing telah tumbuh rasa

saling menyukai. Maka Minokichi mengundang O-Yuki untuk

singgah dan beristirahat di rumahnya. O-Yuki ternyata bukan

hanya gadis cantik, namun juga berkelakuan baik. Ibu Minokichi

pun tak butuh waktu lama untuk menyukainya. Sampai ia

membujuk agar O-Yuki mau menunda perjalanannya ke Yedo.

Pada akhirnya O-Yuki tidak pernah melanjutkan perjalanannya ke

Yedo, melainkan menetap di desa itu dan tinggal bersama

Minokichi dan ibunya, sebagai istri dan menantu.

Lima tahun kemudian ibu Minokichi meninggal, O-Yuki tetap

bersama-sama Minokichi, bahkan ia telah melahirkan 10 orang

anak lelaki dan perempuan bagi Minokichi. Semuanya tampan dan

cantik, serta memiliki kulit putih seindah ibunya. Banyak

penduduk desa yang mengagumi O-Yuki. Kebanyakan petani

tampak tua setelah melahirkan anak, namun O-Yuki yang telah

menjadi ibu 10 anak tetap terlihat cantik. Secantik saat pertama

kedatangannya di desa, mereka.

Suatu malam setelah anak-anak tidur, O-Yuki menjahit

dibantu dengan sebuah cahaya dari lampu kertas. Minokichi yang

sedang menatapnya, tiba-tiba berkata, “Melihat kau menjahit

dengan pantulan cahaya di wajahmu, aku teringat suatu hal aneh

yang terjadi saat aku masih berusia 18 tahun. Kala itu aku melihat

seorang wanita yang secantik dan seputih dirimu… dan ia memang

mirip denganmu… “

Tanpa menghentikan pekerjaannya, O-Yuki bertanya, ”ceritakanlah

padaku, dimana kau bertemu dengannya?” lalu Minokichi mulai

bercerita tentang Mosaku dan pengalamannya di pondok

pengayuh perahu. “Entah itu sebuah mimpi atau bukan,tapi saat-

saat itulah aku pernah melihat orang secantik engkau. Tentu saja

ia pasti bukan manusia dan aku sangat takut padanya. Hingga

sekarang pun aku tidak yakin apakah yang aku lihat itu mimpi atau

memang benar-benar seorang wanita salju.”

O-Yuki langsung melemparkan jahitannya. Ia mendekati

suaminya dan berseru, “itu adalah aku! Bukankah aku telah

mengatakan bahwa aku akan membunuhmujika cerita itu pernah

keluar dari mulutmu. Sekarang, demi anak-anak kita…” O-Yuki

tetap berteriak namun suaranya menjadi penuh kesedihan,

“jagalah aak-anak kita, karena jika kamu tidak melakukannya, maka

aku akan melakukan hal yang pernah aku katakana padamu…”

Minokichi tidak sempat berkata apa-apa. O-Yuki mulai tidak

terlihat dan kemudian menguap menjadi butir-butir salju yang

halus,yang menghilang melalui cerobong asap. sejak saat itu, ia

tidak pernah terlihat lagi.


Published with Blogger-droid v2.0.2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar